PANGKEP - Kepala SMP 2 Pangkajene Kabupaten Pangkep Mappiasse S.Pd, M.Si saat dihubungi di sekolahnya Kamis (24/3/2022) mengatakan bahwa untuk mengantisipasi Krisis Pembelajaran Masa Pandemi maka kami terapkan kurikulum merdeka belajar.
Dia menjelaskan bahwa hari ini telah kita saksikan dan melakukan penilaian dari hasil kreasi anak-anak, dalam bentuk aksi seni, pameran budaya dan keterampilan yang dibuat sendiri anak anak juga pengajian.
Menurutnya bahwa Berbagai aktivitas keterampilan serta keterampilan lainnya termasuk yang religius yakni pengajian.
Mappiasse menjelaskan bahwa untuk mengatasi krisis pembelajaran, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
"Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, kurikulum ini dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pademi Covid-19" ujarnya.
Menurutnya bahwa Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.
Baca juga:
Najwa Shihab: Profesi Jurnalis
|
Dia berkata bahwa kurikulum ini lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik dan peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Selain itu kata dia bahwa Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi siswa ( Herman Djide)